Minggu, 22 Juli 2012
"Demikianlah, Telah Kami Jadikan Kamu Umat Yang Adil dan Pilihan."
"Demikianlah, Telah Kami Jadikan Kamu Umat Yang 
Adil dan Pilihan." 
Keadilan merupakan tuntutan akal dan juga syariat. Keadilan adalah 
tidak berlebihan-lebihan, tidak melampui batas, tidak memboros-boroskan, 
dan tidak menghambur-hamburkan. Maka, barangsiapa menginginkan 
kebahagiaan, ia harus senantiasa mengendalikan setiap perasaan dan 
keinginannya. Dan ia harus pula mampu bersikap adil dalam kerelaan dan 
kemurkaannya, dan juga adil dalam kegembiraan dan kesedihannya. 
Betapapun, tindakan berlebihan dan melampui batas dalam menyikapi segala 
peristiwa merupakan wujud kezaliman kita terhadap diri kita sendiri. 
Dubai, betapa bagusnya keadilan itu! Betapa tidak, syariah senantiasa 
ditetapkan dengan prinsip keadilan. Demikian pula dengan kehidupan ini: 
ia pun berjalan sesuai dengan konsep keadilan pula. Manusia yang paling 
sengsara adalah dia yang menjalani kehidupan ini dengan hanya mengikuti 
hawa nafsu dan menuruti setiap dorongan emosi serta keinginan hatinya. 
Pada kondisi yang demikian itu, manusia akan merasa setiap peristiwa 
menjadi sedemikian berat dan sangat membebani, seluruh sudut kehidupan 
ini menjadi semakin gelap gulita, dan kebencian, kedengkian serta dendam 
kesumat pun mudah bergolak di dalam hatinya. 
Dan akibatnya, semua itu membuat seseorang hidup dalam dunia 
khayalan dan ilusi. Ia akan memandang setiap hal di dunia ini musuhnya, 
ia menjadi mudah curiga dan merasa setiap orang di sekelilingnya sedangberusaha menyingkirkan dirinya, dan ia akan selalu dibayangi rasa was-was 
dan kekhawatiran bahwa dunia ini setiap saat akan merenggut 
kebabagiannya. Demikianlah, maka orang seperti itu senantiasa hidup di 
bawah naungan awan hitam kecemasan, kegelisahan dan kegundahan. 
Menyebarkan desas-desus yang dapat menggelisahkan orang lain sangat 
dilarang oleh syariat dan termasuk tindakan murahan. Dan itu, hanya akan 
dilakukan oleh orang-orang yang miskin nilai-nilai moral dan jauh dari 
ajaran-ajaran ketuhanan. Begitulah, maka 
{Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras itu ditujukan kepada mereka. 
Mereka itulah musuh (yang sebenarnya).} 
(QS. Al-Munafiqun: 4) 
Dudukkanlah hati Anda pada kursinya, niscaya kebanyakan hal yang 
dikhawatirkannya tak akan pernah terjadi. Dan sebelum sesuatu yang Anda 
cemaskan itu benar-benar terjadi, perkirakan saja apa yang paling buruk 
darinya. Kemudian, persiapkan diri Anda untuk menghadapinya dengan 
tenang. Dengan begitu, Anda akan dapat menghindari semua bayangan-
bayangan menakutkan yang acapkali sudah mencabik-cabik hati sebelum 
benar-benar terjadi. 
Wahai orang yang berakal dan sadar, tempatkan segala sesuatu itu 
sesuai dengan ukurannya. Jangan membesar-besarkan peristiwa dan masalah 
yang ada. Bersikaplah secara adil, seimbang dan jangan berlebihan. Jangan 
pula larut dalam bayang-bayang semu dan fatamorgana yang menipu! 
Camkanlah makna keseimbangan antara kecintaan dan kebencian yang 
diajarkan dalam hadits Rasulullah berikut: "Cintailah orang yang Anda cintai 
sesuai dengan kadarnya, sebab bisa saja suatu hari nanti dia menjadi musuhmu. 
Dan, bencilah musuhmu sesuai dengan kadarnya, sebab bisa saja suatu hari nanti 
dia menjadi orang yang Anda cintai." 
Renungkan pula firman Allah berikut, 
{Mudah-mudah Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-or-
ang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan, Allah Maha Kuasa lagi Maha 
Penyayang.} 
(QS. Al-Mumtahanah: 7) 
Dan ingat, sesungguhnya kebanyakan kekhawatiran dan desas-desus 
itu sedikit kebenarannya dan jarang pula yang benar-benar terjadi.
"Demikianlah, Telah Kami Jadikan Kamu Umat Yang  Adil dan Pilihan."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar