.marquee0 a, .marquee0 a:visited{ color:#002C54; padding:0 0 0 13px; margin:0 5px; } .marquee0 a:hover{ color:#ee0000; } .marquee1 img{ width:187px; height:180px; } http://4.bp.blogspot.com/-A7M9Y087VyU/TOEGx2SguCI/AAAAAAAABGw/gTzKReIhj_0/s1600/str4.gif

Sabtu, 04 Agustus 2012

Sayyidatuna FATIMAH AZ-ZAHRO

Sayyidatuna Khadijah yang begitu melimpah hartanya dan beliau kini berada dalam keadaan di boikot di lembah Abi Thalib. Tertimpalah mereka atas apa-apa yang menimpa. Lapar yang amat sangat luar biasa. Mereka lalui dua atau tiga hari tak ada secuil makananpun yang masuk ke perut mereka. Bahkan mereka sampai pada keadaan memakan dedaunan yang ada di sekitar lembah. Di katakan, nampak pada urat-urat mereka berwarna hijau. Sedang pemboikotan tak terjadi seminggu, sebulan atau setahun. Pemboikotan berlangsung mendekati waktu 3 tahun dalam keadaan yang sangat memprihatinkan ini.
Setahun berlalu dan Fathimah masuk pada usia 13tahun. Fathimah mendekati ibunya melewati tangisan-tangisan bayi dan rintihan anak-anak kecil kepada ibunya karena lapar. Sayyidatuna Khadijah dalam keadaan lapar dan lemas. Akan tetapi, mereka saling menahan dan menutupi satu sama lain agar tidak ada yang cemas. Begitu juga Nabi SAW, beliau menampakkan wajah yang cerah padahal beliau dalam keadaan yang sama. Agar mereka tak cemas. Subhanallah…….!!!!! Sungguh pemandangan dan pelajaran yang indah.
Satu sama lain ingin mengemban tugas risalah kenabian. Rosulullah SAW sangat sabar menghadadapi apa yang terjadi. Berlalu hari dan malam.. Semua tertidur, mata tertutup dan terdengar teriakan-teriakan.. Aaahk.. Aaaah.. Di iringi isak tangis bayi karena lapar. Sebab hari-hari mereka lalui di tengah panasnya gurun dan tak ada roti barang secuil yang masuk ke perut mereka. Begitu juga keadaan Fathimah dan Ummu Kultsum. Rugoyyah sedang bersama suaminya dalam rantauan hijrah ke Habasyah.
Tubuh Fathimah nampak kurus, seolah-olah kulit perutnya menempel dengan tulang punggungnya karena sangat lapar. Fathimahdengan sekuat tenaga menahan apa yang terjadi demi tegaknya agama. Di satu sisi Sayyidatuna Khadijah jatuh sakit. Lemah tak berdaya di tempat tidurnya. Sehingga memberi bekas yang sangat menyakitkan bagi Fathimah dan Ummi Kaltsum.
Berapa banyak Sayyidatuna Fathimah tidak tidur malam untuk menjaga dan melayani ibundany. Nampak suatu perilaku yang sangat mulia dan indah dari akhlak Fathimah yang bersumber dari Sang Ibu.
Suatu pelajaran yang seharusnya dan seandainya para wanita di zaman sekarang ini mau mempelajari suatu akhlak yang dapat mengangkatnya ke derajat yang tinggi.
Sayyidatuna Fathimah setia mendampingi dan duduk di samping ibunya. Sayyidatuna Khadijah dalam keadaan lemah, tak dapat bergerak dan berbicara. Datang Rosulullah SAW. Merasa dengan kedatangan Nabi SAW, Sayyidatuna Khadijah sekuat tenaga menahan segala rasa sakit. Berdiri dengan semangat dan menampakkan ketegaran di depan Nabi SAW. Sayyidatuna Khadijah berusaha mentupi rasa sakitnya, sehingga tak menambah beban Nabi SAW.
Sayyidatuna Fathimah melihat kejadian yang sangat menakjubkan dan begitu indah. Terdapat pelajaran yang sangat berharga. Melihat ikatan cinta yang agung. Cinta yang luar biasa nan murni. Sebuah rasa dan pengorbanan cinta yang tidak mengetahui rasa ini baik di langit ataupun di bumi.
Subhanallah…! Seorang istri yang mencintai suaminya sampai ke derajat yang agung. Sebuah cinta yang menimbulkan rasa tidak suka jika suaminya tahu apa yang sedang terjadi atasnya. Sedang beliau RA dalam keadaan sakit parah. Tak ingin menambah beban kesedihan suaminya SAW. Iya.. Tak ingin Nabi SAW sedih atasnya.
Fathimah tumbuh dewasa. Masa kecilnya berlalu dalam boikotan. 13, 14, 15 di lalui dalam kesusahan dan derita.
Suatu hari datang Bilal bin Robah ke lembah pemboikotan dengan sembunyi-sembunyi. Membawa sepotong roti yang di simpan di ketiaknya agar tak di ketahui orang kafir Quraisy. Bilal mendekati dan memberikan sepotong roti kepada Nabi SAW. Beliau SAW menyuapi Fathimah, Ummi Kultsum serta Sayyidatuna Khadijah dengan penuh kasih sayang.
Keadaan demi keadaan penuh kesusahan telah di lalui oleh Keluarga Yang Suci. Keluarga yang di cintai Allah SWT. Akhirnya selesailah pemboikotan dengan sebab yang agung.




Sayyidatuna FATIMAH AZ-ZAHRO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar