Para sholihin dahulu telah berhasil meraih nafahat pada bulan 
Ramadhan. Ini di karenakan mereka mampu menundukkan nafsu mereka untuk 
tidak berbuat maksiat. Mereka sadar di beri amanat oleh Allah SWT yang 
berupa mata, lisan, telinga dan perut mereka jaga. Berbeda dengan kita 
sudah berapa banyak amanat yang di berikan kepada kita, namun kita 
khianati. Ketahuilah, wahai saudaraku sudah 7 hari Ramadhan lewat di 
hadapan kita, namun apakah tampak pada diri kita perubahan amal, 
perubahan hati yang tadinya gelap menjadi terang. Hal itu semua dapat 
tertolong dengan banyaknya shodaqoh di bulan ini. 
Jangan sekali-kali kalian menganggap remeh perbuatan kebajikan walau 
sebesar biji sawi. Misal, menampakkan wajah yang berseri-seri kepada 
saudaranya. Karena Allah di setiap malam bulan Ramadhan membebaskan dari
 api neraka sebanyak 600.000 hambanya yang mau menggunakan kesempatan di
 bulan Ramadhan untuk berbuat kebajikan.
Imam Sya’roni di dalam mujahadahnya (kesungguhan) amalnya dan dalam 
menundukkan hawa nafsunya apabila terbesit pada hatinya ingin bersedekah
 walau ia masih berada dalam kamar mandi, ia berteriak kepada 
keluarganya,
“Tolong berikan uang dinar ku kepada Fulan agar aku merasa lega.” Ketika
 di tanya kenapa tidak menunggu hingga keluar dari kamar mandi baru 
setelah itu bersedekah…? Beliau menjawab,
“Saya khawatir nafsuku menundukkan diriku, hingga aku berpaling tidak 
mau bersedekah dan meninggalkan amal baik. Oleh karenanya aku bersegera 
untuk menundukkan nafsuku.
Pada kesempatan lain di malam ke8 Ramadhan 1326 H, setelah melakukan 
shalat tarawih berjamaah di Masjid Riyadh, beliau berdiri memberikan 
nasehatnya,
“Sebagian para arifin telah berkata, orang yang tidur sedangkan hatinya 
tidak tersimpan sesuatupun kecuali Allah, maka ia akan mendapati di 
dalam tidurnya keistemewaan yang tidak di berikan kepada orang yang 
berdiri di tengah sholat malamnya dan orang yang berpuasa di siang 
harinya. Karena Allah telah memuliakan orang yang mempunyai hati yang 
siap untuk menerima nafahat di bulan Ramadhan ini. 
Al Qur’an dan hadits-hadits Nabi SAW telah memberikan peringatan, 
namun hati ini tetap keras. Apakah kita tidak merasa kematian yang akan 
datang dengan tiba-tiba, perpisahan dengan orang yang kita cintai. 
Bukalah mata hati kalian, gunakan telinga kalian untuk mendengarkan 
Kitabullah. Ketahuilah, perjalanan hari telah memberi peringatan. Kalian
 telah mengetahui perjalanan hidup Kekasih Allah, Nabi Muhammad SAW. 
Jika tidak meneladani Nabi SAW, lantas kita mau meneladani siapa…????
Gunakan kesempatan kalian pada sisa-sisa malam di bulan yang penuh 
barokah ini. Karena aku melihat Nabi SAW di beberapa malam di bulan 
Ramadhan ini ketika aku berada di hadapan beliau. Beliau SAW menjawab 
salamku, kemudian Beliau SAW berkata kepadaku,
“Apakah engkau tidak senang wahai ‘Ali, bahwa sesungguhnya amalmu dan amal teman-temanmu di terima oleh Allah SWT.”
Ketahuilah, wahai saudara-saudaraku bahwa di malam-malam Ramadhan, 
Allah SWT membukakan pintu untuk dapat langsung berhubungan dengan Allah
 dan Kekasih-Nya. Semoga Allah mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan 
di tahun-tahun berikutnya dengan keadaan sehat wal ‘afiyah..”
RAHASIA RAMADHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar